“….. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan Hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”(QS. Al Anbiya’;35)
Setiap manusia yang hidup di
dunia tidak akan pernah terlepas dengan ujian, baik ujian kebahagian atau ujian kesengsaraan karena dunia ini adalah permainan dan permainan itu pasti sementara.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan
(saja) mengatakan: “Kami Telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (QS.Al Ankabut:2)
Maka dari itu kita harus belajar mengurangi kesedihan yang
ada pada diri kita bagaimanapun kondisi dan situasinya, berfikirlah positif karena kesedihan itu merugikan diri dari segala aspek. Banyak orang yang
bersedih ketika keinginannya tidak terlaksana, padahal itulah yang terbaik baginya. Berfikirlah tujuan hidup itu hanyalah
beribadah untuk meraih kebahagian yang haqiqi dan berfikirlah bahwa kesedihan
yang diakibatkan oleh dunia dan seisinya hanyalah fana.Banyak para Nabi,
Sahabat, Tabi’in dan cendikiawan muslim yang kondisi dan situasinya tidak memungkinkan
entah karna sakit bertahun – tahun, cacat, miskin, dihina (baik orang lain
maupun keluarganya).
Tetapi mereka tidak bersedih
karena mereka mengetahui semua penderitaan yang dialaminya bukanlah selamanya,
mereka hanya sibuk beribadah untuk bekal kehidupan yang lebih lama daripada dunia
ya itu akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar