Open mind dengan budaya setan dan pagani,
Diluar
sana, anak-anak ABG dan budaya barat terutama Eropa dan Amerika akan merayakan
momen sesat dan kufur yang di gelar pada akhir bulan Oktober. Namanya Halloween, berasal dari tradisi masyarakat Skotlandia, dahulu disebut
daerah dan mendiami Irlandia. Sesatnya adalah pada hari terakhir bulan
Oktober, para arwah gentayangan di bumi. Naudzubillahi min dzalik
Bangsa barat itu memang
aneh dan sesat, mengaku bangsa yang maju dan beradab, mengaku modern dan
budayanya tinggi, tapi anehnya budaya seperti setan Halloween dan valentine tak
bisa di telaah asal-usulnya dan malah dirayakan. Mengaku tak percaya agama,
tapi mengapa percaya akan setan? Memangnya mereka ga punya internet ya???
Dalam tradisi Barat yang
menyesatkan itu, menjelang malam tanggal 31 Oktober dirayakan sebagai pesta
Setan ala Halloween. Abad ke-8, gereja Katolik mulai merayakan
tanggal 1 November sebagai hari untuk menghormati para santo dan santa yang
tidak memiliki hari perayaan khusus. Maka mulailah tradisi bahwa misa yang
diadakan pada hari itu disebut Allhallowmas (misa kaum suci), yang berarti misa kaum suci, diplesetkan menjadi Halloweens yang berasal
dari seremoni setan malam sebelumnya, tanggal 31 Oktober yang
disebut All Hallows Eve.
Diwajibkan kepada
anak-anak berpakaian aneh-aneh, menyerupai setan berwajah buruk dan seram.
Setan Anak-anak ini akan berkeliling dari pintu ke pintu, dari satu rumah ke
rumah lainnya hanya sekedar untuk meminta permen atau coklat, sambil berkata
“beri kami permen atau kami jahili.”
Masalah Aqidah Yang Rusak Jika
diikuti
Bagaimana tidak rusak? Coba saja,
sejarah awalnya Halloween berasal dari orang Celt di Irlandia, Britania dan
Perancis sebagai tradisi paganisme perayaan musim panen. Di abad ke-19, orang
Irlandia dan Skotlandia membawanya ke Amerika Utara dan lalu menyebarkannya ke
penjuru dunia hari yang disebut sebagai Hari Para Arwah (Day
of the Dead) yang merayakan kedatangan arwah sanak keluarga dan kerabat kembali
ke bumi sampai sekarang masih diperingati di beberapa negara seperti di Brazil,
Meksiko, dan Filipina. Hari Raya Semua Orang Kudus ditentukan misionaris
Kristen bertepatan dengan hari raya pagan dengan alasan ingin orang pagan
mempercayai agama Kristen. Hampir semua tradisi Halloween didasarkan dalam
budaya pagan kuno, atau dalam budaya kekristenan. Nabi kita, Rasulullah
Muhammad, hanya memuliakan dua hari yang patut dirayakan. Dua hari itu tak lain
adalah Idul Fitri dan Idul Adha.
“Sesungguhnya
Allah telah menggantikan bagi kalian untuk keduanya dua hari yang lebih baik
dari keduanya: Idul Adha dan Idul Fitri.” [Dikeluarkan oleh Imam Ahmad
di dalam Musnadnya, No. 11595, 13058, 13210]
Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ“
Barangsiapa yang
menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”.
Dari sudut pandang Islam,
kepercayaan ini sama dengan bentuk penyembahan berhala alias syirik dan
thogut. Sebagai Muslim, kita seharusnya menghormati dan menjunjung tinggi
iman dan keyakinan kita. Bagaimanapun Tuhan kita adalah Allah SWT, selain itu
tidak ada.
Dan dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash
Radhiyallahu ‘Anh, dia berkata, “Barangsiapa yang berdiam di
negeri-negeri orang asing, lalu membuat tahun baru dan festival seperti mereka
serta menyerupai mereka hingga dia mati dalam kondisi demikian, maka kelak dia
akan dikumpulkan pada hari kiamat bersama mereka.” [Lihat ‘Aun
Al-Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud, Syarah hadits no. 3512]
Jangan remehkan tradisi,
hanya karena di antara teman-teman kita sudah biasa melakukan. “Ah, kan sudah
tradisi!” begitu sering kita dengar atau sekedar “Just for fun aja.”
Ingatlah,
setiap amal dan perbuatan kita selalu berimplikasi hukum yang akibatnya akan
dipertanggungjawabkan di akherat nanti.
Turunnya
Surat AL Kafirun:
Dalam satu riwayat, Rasulullah pada
suatu hari didatangi oleh utusan orang-orang Mekah, yang di antara mereka itu
adalah al-Walid bin al-Mughirah, Aswad bin Muthalib, dan Umyyah bin Khalaf.
Mereka menawarkan titik temu persamaan agama antara Islam dengan agama
orang-orang kafir pada saat itu. Mereka menawarkan untuk memeluk dan
menjalankan agama Islam pada masa satu tahun dan pada tahun berikutnya berharap
Rasulullah dan pengikutnya untuk menjalankan agama mereka menyembah berhala.
Kerjasama saling menguntungkan ini diharapkan bisa saling bergantian. Dengan
kerjasama seperti ini, mereka merasa tidak ada yang saling dirugikan antara
kaum kafir dan Islam.
Tawaran itu
ditolak mentah-mentah oleh Rasulullah lalu beliau ucapkan kalimat “aku
berlindung dari orang-orang yang menyekutukan Allah.”
Dalam masalah aqidah dan
tauhid, Rasulullah tidak berstrategi ataupun berpolitik untuk tawaran
ini. Sejak itu, Allah langsung menurunkan wahyu, yaitu Al-Quran QS 109:1-6 atau
sering disebut Surat al-Kafirun (orang-orang kafir).
Dalam surat al-Kafirun
ayat pertama disebutkan, “Qul (katakan ya Muhammad) wahai orang-orang
kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah”. Ayat berikutnya
berbunyi, “aku bukanlah penyembah apa yang engkau sembah.”
Ayat ke-4 mengatakan, “Aku
selamanya bukanlah penyembah apa yang kalian sembah.” Jadi jelaslah, ayat ini
menunjukkan sikap berbeda dan harus diambil oleh setiap orang Muslim terhadap
orang kafir.
Syeikh Muhammad bin Shaleh
Al-Utsaimin bahkan tak kalah kerasnya. Menurut beliau, hari raya atau perayaan
yang dikenal oleh Islam hanya ada Idul Fitri, Idul Adha, dan Idul Usbu’ (hari
Jum’at). Maka setiap hari raya yang diadakan di luar tiga hari raya itu ditolak
alias bid’ah dan batil.
So, saatnya kita ucapkan "Helloween, Go To
HELL!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar