"Selamat ya, Dewi Fortuna sedang
menaungimu."
Sedangkan kepada orang yang tidak beruntung :
"Sabar ya, mungkin Dewi Fortuna belum
singgah dalam hidupmu."
Inilah
sebuah contoh kalimat yang mungkin sering kita dengar dari beberapa mulut orang
yang merasa tidak beruntung atau merasa rugi akan sesuatu. Ucapan seperti ini
begitu akrab di telinga kita dan begitu mudah disampaikan tanpa pernah
terfikirkan akan makna atau kandungan dari ucapan tersebut. Dewi Fortuna
dianggap simbol dari ekspresi mujur atau tidak mujur.
Penting untuk kita untuk mengetahui siapa sebenarnya sang
dewi yang dipercaya membawa keberuntungan itu. Yak, dia adalah Dewi Fortuna,
salah satu dari Dewi Olympus yang berasal dari keturunan Dewa Zeus dan Dewi
Hera. Dewi Fortuna ini sangat diagung-agungkan oleh bangsa Paganisme yaitu
Yunani dan Romawi. Menurut mitologi kedua bangsa itu disebutkan bahwa Dewi
Fortuna adalah dewi yang cantik jelita yang selalu membagikan keberuntungan
dari atas awan.
Sang
dewi selalu mengenakan penutup mata dengan kain dan kadang mengenakan tudung
atau kain penutup kepala. Ada yang menyebutkan bahwa sebenarnya Dewi Fortuna
itu buta. Sehingga keberuntungan yang diturunkan oleh sang dewi adalah
keberuntungan yang tidak proporsional. Keberuntungan yang dibagikan oleh sang
dewi berbentuk seperti emas dan beragam harta dari tanduk amalteya si kambing
suci yang dihormati oleh masyarakat Yunani dan Romawi.
Tidak
hanya itu, Dewi Fortuna juga dilukiskan sebagai dewi yang selalu menjadi
kesejahteraan para petani. Terutama petani gandum karena ia adalah dewi yang
selalu menjaga biji-bijian gandum. Dalam kalender Roma tanggal 11 Juni adalah
tanggal yang sangat suci bagi sang dewi. Sehingga sering diperingati dengan
festival-festival besar.
Nama
dari Fortuna nampaknya berasal dari turunan kata Fortunna yang berarti dia yang
mengelilingi tahun. Ada bermacam-macam nama sang dewi yang masing-masing
mengandung makna keberuntungan yang berbeda. Seperti Fortunna Annonaria
(keberkahan pada hasil panen), Fortuna Behli (kemenangan dalam perang),
Fortunna (keselamatan pada proses kelahiran) ada juga Fortuna Firilis
(kelancaran karir), Fortuna Ekuistris (keberuntungan para satria) dan lain
sebagainya.
Bagaimanakah pandangan Islam mengenai orang-orang yang mempercayai akan
adanya Dewi Fortuna ? Berikut saya akan menjelaskannya.
Dalam sebuah hadist diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. beliau berkata yang
artinya saya dengar Rasulullah SAW bersabda “Seorang hamba berbicara dengan
suatu kalimat yang tidak ada kejelasan di dalamnya yang membuatnya terperosok
masuk ke dalam neraka yang jaraknya antara timur dan barat (HR. Bukhari da
Muslim). Dalam hadist dijelaskan bahwa perkataan yang mengandung makna
kesyirikan dalam Islam salah satunya adalah ucapan Dewi Fortuna tidak bersama
kita. Yang mana ucapan ini bisa membawa kesyirikan. Mengenai hal ini Allah SWT
berfirman yang artinya “Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan
kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali dia. Dan jika
Allah menghendaki kebaikan bagi kamu maka tak ada yang dapat menolak
karunia-Nya” (QS. Yunus ayat 1).
Dalam
firmannya dijelaskan yang memberikan manfaat atau keberuntungan serta menolak
mudharat atau bahaya hanyalah Allah SWT. Jadi kita sebagai umat muslim tidak
boleh mempercayai akan ucapan-ucapan yang dapat membawa kita kepada kesyirikan.
Sehingga bila seseorang yang hatinya masih menyakini bahwa Dewi Fortuna adalah
dewi yang membawa keberuntungan maka tidak diragukan lagi bahwa dirinya telah
melakukan kesyirikan. Seperti yang telah dijelaskan dalam firman Allah SWT yang
artinya “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya
(syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa
yang Dia kehendaki. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh dia
telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa ayat 48).
Dalam Islam kita diajarkan untuk
selalu mensyukuri apa yang kita miliki dengan sifat Qanaah. Lantas apa saja
keutamaan dari sifat Qanaah ? Menurut istilah Qanaah berarti merasa cukup atas
apa yang dikaruniai oleh Allah SWT kepada kita. Sehingga mampu untuk menjauhkan
diri dari sifat tamak atau rakus. Dan apapun yang kita terima dari Allah SWT
merupakan karunia yang tidak terhingga.
Oleh
karenanya sebagai umat Islam kita wajib untuk selalu bersyukur. Sebagaimana
firman Allah SWT yang artinya “Dan tidak ada sesuatu binatang melata pun di
bumi ini, melainkan Allahlah yang memberi rezekinya. (QS. Hud ayat 6). Manusia
yang memiliki sifat Qanaah tidak mudah putus asa atas ujian dan cobaan yang
diberikan Allah SWT baik berupa ketakutan, kelaparan, bencana, maupun
kekurangan harta benda. Akan tetapi mereka akan tetap bersabar menerima ujian
tersebut dan tidak patah semangat dalam menjalani kehidupannya kembali. Hal ini
sebagaimana firman Allah SWT yang artinya “Dan sungguh akan kami berikan cobaan
kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Baqarah
ayat 155).
Mengandung
makna syirik kepada Allah SWT. Karena sesungguhnya yang memberikan kita cobaan,
ujian dan kenikmatan hanyalah Allah SWT. Semoga pada kesempatan kali ini kita
dapat terus meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Aamiin
Ya Rabbal Alamin.
Source: Berita
Islami Siang TransTV.
Dewi Fortuna kan identik dengan keberuntungan, jadi orang orang sering menganggapnya cuma sebagai simbol keberuntungan, tau Majas kan Majas
BalasHapusYaelah darimananya majas itu sirik, kecuali emang beneran disembah, kalo cuman disebut begitu kayak di contoh awal itu yakali sirik -_-
Tergantung pemikiran kali, gak semua sirik
Kayak cincin batu akik kalo dipake cuma buat hiasan gak bakal sirik, kecuali emang dipercaya bisa membawa bla bla bla, nah itu sirik
Assalammu'alaikum
HapusKamu islam atau bukan
Jika kamu islam maka wajib hukum nya percaya hanya kepada allah swt. Jika kamu bukan islam yahhh terserah elu maupercaya simbol kah jesus kah samiri kah atau lucifer silahkan.
Dewi Fortuna kan identik dengan keberuntungan, jadi orang orang sering menganggapnya cuma sebagai simbol keberuntungan, tau Majas kan Majas
BalasHapusYaelah darimananya majas itu sirik, kecuali emang beneran disembah, kalo cuman disebut begitu kayak di contoh awal itu yakali sirik -_-
Tergantung pemikiran kali, gak semua sirik
Kayak cincin batu akik kalo dipake cuma buat hiasan gak bakal sirik, kecuali emang dipercaya bisa membawa bla bla bla, nah itu sirik
Betil itu, bukan kah segala sesuatunya tergantung niat 😊
HapusYg di maksud nabi, niat itu hanya kepada allah bukan yg lain.
HapusSama saja saudaraku, majas atau apapun yang ada kalimat syirik. Tetaplah hukumnya syirik. Knpa gk bilang, Allah lah yang membantu kita..? Kenapa kok repot2 mengatakan kalimat syirik. Yang mana apa yang kau ucapkan itu akan menjadi pertanggung jawaban yang besar di hari kiamat kelak. Orang berakal pasti akan lebih memilih yang aman dalam bertindak, karna dia tau semua anggota badan, ucapan, tulisan dll akan dipertanggung jawabkan kelak. Allahu yahdik.
HapusIstighfar sajalah yg pantas terucap. Tidak usah ngecek mencari cari pembenaran diri. Lu mau masuk neraka??
BalasHapusSemuanya tergantung kepada kepercayaan masing - masing
BalasHapusSemua orang pasti mempunyai kepercayaan sendiri sendiri
BalasHapusTrus gimana kalo ada orang islam namanya dewi fortuna?
BalasHapus